Konsep Akuntansi dalam islam

Akuntansi sebenarnya merupakan domain “muamalah” dalam kajian Islam .Artinya diserahkan pada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya.Namun karena pentingnya permasalahan ini, maka Allah SWT bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 282 dan beberapa ayat lain.
Konsep Akuntansi dalam islam
Bahkan juga bisa dikaji relevansi ayat berikut dalam konteks double entry atau sifat berpasangannya : “Dan segala sesuatunya Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah “ (Adz Dzariyat : 49)
            “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (Yasiin ayat 36) .
Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah kita melihat bahwa tekanan Islam dalam kewajiban melakukan pencatatan adalah :
  1. Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan selanjutnya
  2. Menjaga agara tidak terjadi manipulasi atau penipuan baik dalam transaksi maupun hasil dari transaksi itu (laba) .

Pendorong munculnya Akuntansi Islam

  1. Meningkatnya rasa keberagamaan masyarakat
  2. Meningkatnya tuntutan kepada etika dan tangung jawab sosial yang selama ini diabaikan oleh akuntan konvensional
  3. Semakin lambannya akuntansi konvensional mengantisipasi tuntutan masyarakat khususnya mengenai penekanan pada keadilan, kebenaran, dan kejujuran.
  4. Kebangkitan ummat Islam khususnya kaum terpelajar yang merasakan kekurangan yang terdapat dalam kapitalisme barat
  5. Perkembangan atau anatomi disiplin akuntansi itu sendiri yang berproses dan berevolusi mencari kesempurnaan
  6. Kebutuhan akan sistem akuntansi dalam lembaga bisnis syariah seperti bank, asuransi, pasar modal, perdagangan, dsb
  7. Kebutuhan yang semakin besar pada norma perhitungan zakat dengan menggunakan norma akuntansi yang sudah mapan sebagai dasar perhitungan
  8. Kebutuhan akan pencatatan, pertanggungjawaban dan pengawasan harta ummat atau kekayaan milik ummat Islam (wakaf)

Tujuan Syari’at  ,yaitu untuk memelihara :

  1. Menjaga agar keimanan kepada Allah SWT tetap Istiqomah
  2. Menjaga agar manusia dapat hidup aman
  3. Menjaga agar kegiatan intelektual manusia berjalan baik dan berkembang
  4. Menjaga agar manusia dapat meneruskan keturunan dari generasi ke generasi
  5. Menjaga agar tetap memelihara dan menikmati kekayaannya secara aman dan baik

Filosofi Dasar dan Pencarian Kebenaran dalam Akuntansi yariah :

Ini merupakan elemen dasar dari struktur teori akuntansi syariah. Dalam elemen filosofi dasar ini yang menjadi sumber kebenaran dan nilai akuntansi syariah adalah dari Allah SWT sesuai dengan faham tauhid yang dianut Islam .

Allah lah yang menjadi sumber kebenaran, pedoman hidup dan sumber hidayah yang akan membimbing kita sehari-hari dalam semua aspek kehidupan kita. Allah juga tempat kita nanti menyampaikan laporan pertanggungjawaban kita dihadapannya.

Nilai-nilai dan teori akuntansi syariah harus dirujuk dari sumber utama ini Al Qur’an dan Hadist.Namun karena ekonomi dan akuntansi ini adalah bidang muamalah maka anutan dasarnya adalah : “semua boleh kecuali yang dilarang”.
( Baca juga : Pengertian Bank dan Lembaga Keuangan Syariah )

Proses mencari kebenaran oleh masyarakat tidak hanya dilakukan melalui Al qur’an dan Hadist tetapi melalui berbagai interaksi dan fikiran manusia yang jernih (shuratic process) yang telah dibentuk oleh sikap Tauhid.

Masyarakat Islam hidup dengan alam dan berinteraksi dengan masyarakat, karenanya ia harus menggunakan sumber nilai yang diterima dari Al Quran dan Hadist tadi untuk merumuskan teori awal dari setiap menjawab permasalahan yang dihadapinya.

Tetapi apapun yang dirumuskan tetap dalam ikatan Tauhid (Allah), yang dipandu Al Qur’an dan Hadist dan dimusyawarahkan secara objektif dengan niat lillahi ta’ala. Proses perumusan teori baru yang tetap diikat oleh konsep Tauhid seperti ini disebutTawhidi Process” dan proses dinamis yang terus memperbaharui teori dan sistem dari interaksi, integrasi dan evolusi.

Proses ini membuat Akuntansi Islam tidak akan berada dalam satu situasi statis terus menerus, tetapi dinamis dan maju menuju suatu kesempurnaan yang akan dicapai bukan di dunia tetapi di akhirat nanti.

Akuntansi Islam akan menjadi dinamis dan akan sesuai dengan zaman dan tuntunan konteks sosial yang memang dinamis.

Tujuan Akuntansi Syariah

Menempatkan Allah dan Rasulnya sebagai sumber nilai dan Allah tempat kembali segala urusanKomprehensif dalam tujuannya, bukan hanya tujuan mencari kepentingan dunia seperti mencari kekayaan, tetapi juga mencari kepentingan akherat seperti pahala dan kerhidoan Ilahi yang akhirnya dapat masuk dalam keluarga besar surga Jannatun naiim.
  • Informasi yang  disajikan berdimensi amanah dan bisa memenuhinya (accountability view of accounting)
  • Berdimensi stakeholders atau menyangkut pemenuhan kepentingan semua pihak bukan hanya kapitalis (enterprise theory)
  • Akuntansi menjadi alat manusia bisa membantu dalam melaksanakan ketentuan syariah sebagai hamba Allah atau khalifah sekaligus melepaskan diri dari dosa yang muncul akibat berbagai kesalahan dalam menjalankan amanah pengelolaan organisasi, perusahaan, kekayaan dari pemberi amanah 

Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah

  1. Mengakui hak-hak Allah
  2. Prinsip keadilan
  3. Harga sekarang
  4. Materialitas
  5. Objektivitas
  6. Reliabilitas
  7. Social Commitment
  8. Unformity/comparability
  9. Consistency
  10. Tranparansi 

Sumber:(daesepty.wordpress.com)

Postingan terkait:

"Konsep Akuntansi dalam islam"

Post a Comment